Minggu, 19 Oktober 2008

Pantai Dreamland Bali


Kita jalan-jalan lagi. Dan Bali lagi, Bali lagi. Biarlah orang lain membicarakan kontroversi penerbitan majalah Playboy. Daripada lihat gambar-gambar yang nantinya muncul di majalah tersebut, lebih baik main ke pantai,
LIVE! Hehehe.

Pantai Dreamland berada di daerah bernama Pecatu. Masih di selatan pulau Bali. Tepatnya, beberapa kilometer sebelum Pura Uluwatu dari arah Denpasar. Pantai Dreamland dikelilingi oleh tebing-tebing yang menjulang tinggi, dan dikelilingi batu karang yang lumayan besar di sekitar pantai.

Kenapa dinamakan Dreamland?
Penduduk Pecatu dulunya hidup sebagai petani. Tinggal di bukit yang mengandung kapur, membuat mereka benar-benar menggantungkan hidup dari hasil pertanian.

Kemudian, datanglah proyek Pecatu Graha, yang disponsori oleh Tommy Soeharto di kala ayahnya masih berkuasa dulu. Rencananya, Pecatu Graha akan di jadikan sebuah komplek perumahan, dan objek wisata lain selain pantai.

Walaupun tanah yang digunakan proyek Pecatu Graha ini merupakan tanah hasil “paksaan”, tapi penduduk Pecatu sangat berharap proyek selesai, dan mereka bisa menekuni bisnis lain dibidang pariwisata.

Karena itulah lahan di sekitar pantai disebut dengan Dreamland (tanah impian), dan pantainya dinamakan Pantai Dreamland. Tapi, proyek ini akhirnya terbengkalai karena penguasa saat itu sudah terlanjur lengser. Eh, kebenaran sejarah ini cuma 68%, jadi jangan terlalu percaya. Hihihi.

Pantai Dreamland hampir mirip dengan Kuta, tapi jauh lebih indah. Pantai Kuta sudah terlalu banyak pengunjung, tapi tidak dengan pantai Dreamland. Oleh sebab itu, pemandangan di pantai ini berasal dari alam, bukan dari bikini. Hihihi.

Pasir putih, batu karang, dan celah karang menjadi pemandangan yang begitu sedap dipandang. Air yang bening, dengan ombak yang cukup kencang, membuat pantai ini cukup terlihat sempurna.

Seperti biasa, foto-foto di pantai Dreamland bisa dilihat di flickr-ku

Ya, menghabiskan waktu di pantai mungkin bisa menghilangkan sejenak rasa iri kepada teman-teman di Jakarta yang terus-menerus kopdar setelah kepergianku ke Bali. *injek-injek para gajah di Jakarta*


Gunung Tangkuban Perahu Terakhir Meletus 1910

gunung Tangkuban Perahu di Lembang, Bandung, Jawa Barat dinaikkan statusnya menjadi siaga. Aktivitas gunung meningkat. Sebelumnya, gunung kesohor ini terakhir meletus pada 1910.

Data dari Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, telah terjadi 100 kali gempa vulkanik dangkal dan vulkanik dalam di gunung ini pada hari ini. Gempa ini berkekuatan sekitar 2 SR. Dalam status normal, gempa vulkanik dan vulkanik dalam hanya berkisar 2-7 kali.

Kini, daerah wisata favorit di Bandung Utara ini ditutup. Para wisatawan dilarang masuk. Meski gempa masih berukuran kecil, namun yang dikhawatirkan kawah-kawah yang berada di gunung ini akan menyemburkan gas beracun.

Gunung ini terletak sekitar 30 km utara Bandung, ibu kota Provinsi Jawa Barat, daerah perbatasan dengan Kabupaten Subang. Gunung berbentuk seperti trapesium terpancung, atau yang dikenal secara populer digambarkan berbentuk perahu terbalik, itu adalah salah satu gunung berapi aktif di Jabar.

Tangkuban Perahu termasuk gunung berapi tipe A. Artinya, gunung ini pernah meletus dalam 400 tahun terakhir, sehingga memerlukan pengawasan yang terus menerus. Tinggi gunung ini mencapai 2.084 meter di atas permukaan laut (dpl).

Berdasarkan sejumlah catatan, Tangkuban Perahu mengalami erupsi pada 4-7 April 1829. Saat itu, letusan abu secara terus-menerus berasal dari pusat erupsi Kawah Ratu dan Kawah samping Domas. Lalu pada tahun 1846 terjadi erupsi dalam Kawah Ratu. Tahun 1896 terjadi letusan freatic, dan terbentuknya Kawah Baru. Terakhir, tahun 1910 terjadi letusan dalam Kawah Ratu, menghasilkan skorea dan abu.

Di abad 18, Gunung Tangkuban Perahu ini memuntahkan sejumlah besar material lepas, mirip dengan aliran lumpur, ke arah barat daya. Saking banyaknya, muntahan ini sanggup menutup lembah Citarum dan membendung aliran sungainya. Akibatnya, terbentuklah sebuah danau di ketinggian 720 m dari permukaan laut yang sebesar Danau Toba di Sumatra Utara. Bentangannya mencapai 50 km dari Timur ke Barat, dan 30 km dari Utara ke Selatan. Seluruh area pada bagian selatan kota Bandung kini terendam air. Dan tepian bekas danau tua ini masih dapat dilihat hingga kini.

Banyaknya letusan yang terjadi dalam kurun waktu 1,5 abad itu, tak heran bila ada banyak kawah di gunung ini. Beberapa kawah memunculkan bau asap belerang, bahkan ada kawah yang dilarang dituruni karena bau asapnya mengandung racun.

Setidaknya, ada sembilan kawah di gunung ini, yaitu Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jarian, Siluman, dan Pangguyangan Badak. Kendati kawah-kawah ini terlihat masih aman, sejak tahun 1985 perkembangannya terus dicermati dari Pos Pengamatan di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung.

Di Jawa Barat, sebenarnya bukan hanya gunung Tangkuban Perahu yang merupakan gunung api bertipe A. Ada enam gunung lainnya, yaitu Gunung Salak, Gunung Gede, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Galunggung, dan Gunung Ciremai.

"Artinya gunung-gunung bisa meletus kapan saja. Memang, dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa, potensi bencana alam di Jabar sangat tinggi dan tidak hanya terkait dengan potensi bencana gunung api. Bencana alam lain seperti longsor, banjir, gempa, dan lain-lain sangat riskan menimpa wilayah Jabar," papar Kepala Sub Direktorat Mitigasi Bencana Geologi Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Dr. Ir. Surono beberapa waktu lampau.

KUTA BALI


Selama ini orang mungkin mengenal Kuta hanya sebatas nama Pantai. Sebenernya Kuta iadalah nama sebuah desa ato kawasan wisata, ada pantai, pasar seni dan shopping area. Berjalan sepanjang Kuta akan selalu bertemu bule. Nongkrong ato surf di Pantai ktemu bule. Belanja beli baju ktemu bule. Sampe mau ke toilet umum juga papasan ama bule. Nah lo.

Sejak Bom Bali I dan II, jumlah bule emang rada berkurang, tapi salah besar kalo dibilang “sepi”. Kalo dulu waktu rame2, prosentase orang2 di jalan adalah 70-30 buat bule, maka sekarang kira2 50-50.

Inilah Kuta, tempat dimana orang-orang bebas mengekspresikan gayanya tanpa khawatir dipelototin ato dianggap aneh.

Pantainya selalu ramai, bahkan lebih ramai dari pasar malam sekalipun. Lima ratusan orang memenuhi areal pantai dari ujung ke ujung setiap harinya. Bukan hanya turis asing dan domestik, juga para pedagang acung. Disini kita bisa mandi, surfing ato sekedar ngobrol. Buat cewek2 biasanya ada kepang rambut kecil2 banyak ala anak opspek itu, ato pada buat tato temporary. Hari bgene, cewe2 indo palagi yg ABG juga mulai suka sunbathing. Everything is here.

Yang lebih heboh, disini kamu bisa liat dengan sebebas-bebasnya cewe bule yang berjemur telanjang dada. Orang lokal bilang sumur (susu berjemur, he..he..). Mulai dari yang ABG sampe yang nenek-nenek pun ada. Pemandangan yang mungkin sangat langka di negeri ini. Tahun2 belakangan emang lebih banyak nenek2nya, karena yg ABG pada ngacir ke tempat yg lebih sepi dan lebih eksotik, Pantai Dreamland

Untuk masalah yang satu ini, Pemda sebenernya udah ngeluarin peraturan yang melarang bule ato siapa aja berbugil ria di pantai. Tapi kayanya para bule cuek aja.

The Merlion


Pertama kali didesain pada tahun 1964 sebagai simbol dari Singapore Tourism Board, yang berupa kepala singa dengan berbadan ikan. Dan kini simbol itu telah menjadi icon Singaoura yang dikenal di seluruh dunia. Patung Merlion yang pertama hadir di Merlion Park di Esplanade Bridge, yang diresmikan oleh Perdana Menteri Singapura pada tahun 1972. Kini The Merlion telah menempati rumah barunya yang berjarak 120 meter dari lokasi aslinya, tidak jauh dari One Fullerton. Dengan tinggi 8,6 meter, patung Merlion ini adalah hasil karya seorang craftsman bernama Mr.Lim Nang Seng. Ingin tahu arti dari patung ini? Kepala singa mengartikan singa yang ditemukan oleh Pangeran Sang Nila Utama ketika ia menemukan Singapura, sedangkan ekor ikan menyimbolkan kota tua Temasek (berarti “laut” dalam bahasa Jawa), sebelum sang Pangeran menamakannya sebagai “Singapura”.

Sentosa Island



Anda para partygoers mungkin hanya menginjakkan kaki di pulau ini untuk event ZoukOut, namun sesungguhnya Sentosa Island adalah icon pariwisata, bahkan icon dari Singapura! Siapa yang menyangka pulau ini dulunya hanyalah kampung nelayan bernama Pulau Blakang Mati? Yang kemudian dikembangkan oleh Singapura dan dijadikan sebuah holiday resort yang luar biasa.

Hari ini, Sentosa adalah sebuah “premier island resort getaway” dengan segala daya tarik yang dimilikinya. Berjarak hanya 15 menit dari kota, Sentosa merupakan perpaduan yang sempurna antara leisure dan sarana rekreasi termasuk berbagai fasilitas mulai dari sea sports, golf, hotel, dan sebagainya. Pulau dengan luas 500 hektar ini 70 persennya didominasi oleh hutan yang diisi dengan berbagai fauna dan flora yang dilindungi. Di samping itu masih ada pantai sepanjang 3,2 KM dengan hamparan pasir putih dan airnya yang biru, dan Cafe del Mar yang tersohor itu berdiri di atasnya.

Sentosa Island menawarkan berbagai pengalaman yang dapat dinikmai oleh segala usia. Anda tentu tidak mau melewatkan sensasi menikmati Sentosa 4D Magix, Sentosa Luge & Skyride, Sentosa Underwater World, bersantai di berbagai beach bars, Sky Tower, dan banyak lagi. Tidak salah jika Sentosa Island menjadi icon Singapura, bukan?

BOROBUDUR CANDI BUDDHA TERBESAR DI ABAD KE-9

Siapa tak kenal Candi Borobudur? Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Jutaan orang mendamba untuk mengunjungi bangunan yang termasuk dalam World Wonder Heritages ini. Tak mengherankan, sebab secara arsitektural maupun fungsinya sebagai tempat ibadah, Borobudur memang memikat hati. Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Berdasarkan prasasti Kayumwungan, seorang Indonesia bernama Hudaya Kandahjaya mengungkapkan bahwa Borobudur adalah sebuah tempat ibadah yang selesai dibangun 26 Mei 824, hampir seratus tahun sejak masa awal dibangun. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan.
Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam. Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang). Keseluruhan relief yang ada di candi Borobudur mencerminkan ajaran sang Budha. Karenanya, candi ini dapat dijadikan media edukasi bagi orang-orang yang ingin mempelajari ajaran Budha. YogYES mengajak anda untuk mengelilingi setiap lorong-lorong sempit di Borobudur agar dapat mengerti filosofi agama Budha. Atisha, seorang budhis asal India pada abad ke 10, pernah berkunjung ke candi yang dibangun 3 abad sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 4 abad sebelum Katedral Agung di Eropa ini. Berkat mengunjungi Borobudur dan berbekal naskah ajaran Budha dari Serlingpa (salah satu raja Kerajaan Sriwijaya), Atisha mampu mengembangkan ajaran Budha. Ia menjadi kepala biara Vikramasila dan mengajari orang Tibet tentang cara mempraktekkan Dharma. Enam naskah dari Serlingpa pun diringkas menjadi sebuah inti ajaran disebut "The Lamp for the Path to Enlightenment" atau yang lebih dikenal dengan nama Bodhipathapradipa. Salah satu pertanyaan yang kini belum terjawab tentang Borobudur adalah bagaimana kondisi sekitar candi ketika dibangun dan mengapa candi itu ditemukan dalam keadaan terkubur. Beberapa mengatakan Borobudur awalnya berdiri dikitari rawa kemudian terpendam karena letusan Merapi. Dasarnya adalah prasasti Kalkutta bertuliskan 'Amawa' berarti lautan susu. Kata itu yang kemudian diartikan sebagai lahar Merapi. Beberapa yang lain mengatakan Borobudur tertimbun lahar dingin Merapi. Dengan segala kehebatan dan misteri yang ada, wajar bila banyak orang dari segala penjru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, anda juga bisa berkeliling ke desa-desa sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga membuat kerajinan. Anda juga bisa pergi ke puncak watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Tunggu apa lagi? Tak perlu khawatir gempa 27 Mei 2006, karena Borobudur tidak terkena dampaknya sama sekali.

PRAMBANAN CANDI HINDU TERCANTIK DI DUNIA



Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).

Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.

Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.

Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.

Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki.